Umur 80 Tahun, Kakek Ini Memiliki Banyak Istri Di Setiap Pulau di Indonesia - Ternyata ilmunya diwarisi dari sang kakek, yang memiliki sampai 14 istri. Apa rahasianya?
“Selama saya punya istri banyak ini, banyak yang mengatakan saya menuntut ilmu. Saya tegaskan, itu semua hanya omong kosong. Intinya, kenapa dirinya banyak istri, hanya karena ikuti kakek saya. Mungkin ini garis keturunan juga dan saya hanya merasa nyaman menjalaninya," imbuhnya.
Naryo adil dalam ‘menjatah’ istrinya. Semua kebagian. Bahkan jika istrinya minta bercinta ramai-ramai pun tetap dilayani.
Naryo menambahkan, ia memilih istri dengan terlebih dahulu mencari latar belakangnya.
"Saya teliti dulu. Saya tanya apakah mereka akan terima apa adanya. Untuk masalah batinnya, pada saat saya sehat, saya siap saja," katanya.
Dikutip dari Tribun Pontianak.co.id, Ngarjo lahir pada 21 Oktober 1977 di Kota Mempawah. Putra kelima dari enam bersaudara ini menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Ngabang, kemudian SMP Negeri 02 Ngabang, dan SMA Negeri 1 Pontianak. Tamat dari SMAN 1 Pontianak, Naryo enggan kuliah dan memilih “Istri saya itu 9. Istri pertama cerai, istri ketiga meninggal kecelakaan, dan satu orang pergi kuliah kedokteran di Belanda. Sedangkan yang ada di Ngabang sekarang enam orang,” ungkapnya.
Menurut Naryo, dia punya istri banyak ini mungkin karena faktor keturunan. Karena kakeknya dulu istrinya empat belas orang. Kakeknya keturunan Tionghoa bernama Lie Liet Nam dulu berdomisili di desa Kuala Behe. Sang akong yang akrab disapa Anam, itu cukup legendaries di kampungnya.
“Mungkin ini menjadi garis tangan saya mempunyai istri banyak. Walaupun istri banyak, segala sesuatu yang diperbuat adil tidak dibeda-bedakan dari semua istri dan anak. Maka istri saya tetap bahagia dan cinta,” tutur Naryo melebarkan tangan ke arah semua istri dan anak-anaknya.
Sebagai lelaki jelas Naryo bisa bangga mampu memberikan kebahagiaan buat semua istrinya, dan memberikan nafkah tanpa membeda-bedakan satu sama lain.
“Yang ada ini enam istri dan anak enam belas. Semua akur dan kompak. Mulai dari ngurus anak, masak dan makan juga kumpul sama-sama. Tidak ada dibeda-bedakan antara anak dengan istri yang satu dengan anak istri yang lain,” ungkapnya.
“Untuk memberi nafkah bathin saya melayaninya sesuai permintaan istri. Misalnya malam ini, siapa yang mau itu yang saya layani. Kalau semuanya minta, semuanya harus saya layani. Bahkan main sama-sama pun saya layani. Saya mampu memberinya secara adil, makanya semua istri saya suka dan cinta pada saya,” tambah Naryo.
Bagi masyarakat Kota Ngabang dan sekitarnya, nama Setyo Joko Sunaryo (38) atau yang biasa disapa Naryo, sudah tidak asing lagi. Pasalnya, pria kelahiran Mempawah 21 Oktober 1977 ini, bisa hidup rukun dalan satu rumah, bersama enam orang istri dan 16 anaknya.
.Disadur dari Tribun Pontianak, saat ini, memang hanya ada enam istri yang mendampingi Naryo. Tapi, sebenarnya, Naryo telah menikahi 9 wanita.
Tiga lainnya, masing-masing, seorang meninggal, seorang cerai, dan satu lagi tengah menempuh pendidikan dokter di Belanda.
Naryo dan keluarga besarnya saat ini, tinggal di sebuah rumah kontrakan di Dusun Pulau Bendu, Desa Hilir Tengah, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Di rumah kontrakan itu, hanya ada empat kamar.
Naryo, istri-istri dan anak-anaknya, semua berbaur menjadi satu di rumah semi permanen tersebut. Saat ditemui sejumlah wartawan, Naryo tidak keberatan berbagi kisah hidupnya, hingga kemudian mempersunting 9 perempuan.
Kejujuran Kunci Sunaryo Berumah Tangga
Ternyata, kisah asmara Naryo mengikuti jejak sang kakek. "Kenapa saya banyak istri, saya mengikuti kakek yang punya 14 orang istri. Kakek saya keturunan Tionghia. namanya, Lie Liet Nam. Panggilannya Anam. Dulu, domisilinya di Kuala Behe, tapi asli Singkawang," kata Naryo membuka cerita.
Naryo adalah anak kelima dari enam bersaudara. Ayahnya, dulu adalah angota Polisi Pamong Praja (Pol PP) di Mempawah, kemudian sempat bertugas di Ngabang, sebelum akhirnya pensiun di Kuala Behe.
Untuk pendidikan, Naryo sekolah di SDN 01 Ngabang, SMPN 02 Ngabang, dan tamat di SMAN 01 Pontianak. Disinggung tentang rumah tangganya, Naryo menegaskan sejak menikah pertama pada 1999, tidak pernah ada keributan di rumah tangganya.
Kalau pun pada akhirnya, bercerai dengan istri pertama, itu bukan karena dirinya bertengkara dengan sang istri.
"Hanya, istri pertama saya itu tidak mau dimadu. Dia mengalah, lalu minta cerai. Dia (istri) bilang, biarlah Mama mengalah, asal Papa bahagia," kenangnya.
Ia mengakui, banyak pandangan masyarakat yang miring terhadapnya karena memperistri sembilan perempuan. Itu juga yang membuat dirinya menuliskan prinsip hidup di depan rumahnya. Prinsip yang dipegang teguh Naryo itu adalah Jangan Menilai Orang Dari Omongan Orang Lain.
"Selama saya punya istri banyak ini, banyak yang mengatakan saya tuntut ilmu. Saya tegaskan, itu semua hanya omong kosong. Intinya kenapa saya banyak istri, hanya karena ikuti kakek saya. Mungkin ini garis keturunan juga dan saya hanya merasa nyaman menjalaninya," imbuhnya.
Ketika ditanya bagaimana menjaga rumah tangganya tetap harmonis dalam kehidupan sehari- hari, Naryo menuturkan yang terpenting adalah keadilan.
"Bagaimana saya menjaga keharmonisan, segala sesuatu yang saya berikan selalu adil. Tidak ada saya dibeda-bedakan. Begitu juga dengan anak-anak," ujarnya.
Keadilan itu juga yang diberikannya dalam memberikan nafkah batin. Ia pun merasa bahagia jika melihat istri-istrinya bersama-sama melahirkan. Ketika mereka melahirkan sama-sama, istri-istri Naryo itu tak sungkan berbagi air susu ibu (ASI), untuk bay-bayinya.
"Jadi tidak ada istri spesial. Semuanya sama," tegasnya.
Bagaimana untuk mencukupi kebutuhan istri dan anak-anaknya? Naryo mengaku semua bisa dipenuhi dari pekerkjaan dan usaha yang digelutinya selama ini. Namun, Naryo enggan menjelaskan lebih rinci jenis usahanya tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar